Sering
disebut sebagai "Stonehenge versi Asia", Dataran Jars adalah salah
satu pemandangan paling misterius di Bumi. Diselimuti misteri dan mitos, tempat
kuno ini telah mempesona para arkeolog dan ilmuwan sejak penemuannya.
Ribuan guci
batu raksasa tersebar di seluruh dataran Xieng Khouang, Laos, menjadikannya
salah satu koleksi arkeologi paling aneh dalam sejarah. Meskipun telah
ditetapkan bahwa usia batu batu ini lebih dari 2000 tahun (500 SM), belum
seorang pun mampu menentukan siapa yang membangun mereka dan untuk tujuan apa.
Terbuat dari batuan sedimen, seperti batu pasir atau granit,
dan karang kalsifikasi, guci ini mempunyai berat hingga 13 ton dan tinggi
antara 1 sampai 3 meter tinggi.
Lebih dari
400 situs telah ditemukan di sekitar Dataran Jars, tetapi hanya tiga dari situs
tersebut yang dibuka untuk umum. Yang terbesar, bernama Situs 1, terletak dekat
kota Phonsavan dan terdapat lebih dari 250 guci batu. Ada Berbagai teori
tentang tujuan dibuatnya batu megalitik ini, tetapi yang paling umum diterima
adalah batu guci ini digunakan untuk menyimpan sisa-sisa kremasi manusia dan
diatur dalam pola linear yang mengikuti rute perdagangan kuno.
Madeleine
Colani, arsitek pertama yang pernah menjelajahi Dataran Jars, menemukan bahwa
batu guci ini dibuat dan diukir oleh sebuah peradaban yang telah lama punah.
Tetapi menurut legenda penduduk lokal, pernah ada ras raksasa yang tinggal di tanah ini. Legenda tersebut menceritakan, seorang raja raksasa menugaskan pembuatan guci raksasa untuk menyimpan lao-lao (minuman beralkohol tradisional Laos), dalam perayaan kemenangan atas musuh-musuhnya. Cerita lain mengatakan guci ini dibuat dari kulit kerbau yang dibekukan untuk menyimpan beras dan lao-lao.
Tetapi menurut legenda penduduk lokal, pernah ada ras raksasa yang tinggal di tanah ini. Legenda tersebut menceritakan, seorang raja raksasa menugaskan pembuatan guci raksasa untuk menyimpan lao-lao (minuman beralkohol tradisional Laos), dalam perayaan kemenangan atas musuh-musuhnya. Cerita lain mengatakan guci ini dibuat dari kulit kerbau yang dibekukan untuk menyimpan beras dan lao-lao.
Meskipun
tidak banyak jalan menuju Dataran Jars, dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
daerah ini masih sedikit, Namun kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan
manusia banyak terlihat di tempat ini. Selama tahun 60-an dan 70-an, sementara
mata dunia tertuju ke Vietnam, Amerika Serikat banyak menjatuhkan bom di Laos,
lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada Jerman dan Jepang selama Perang
Dunia II. Hal ini membuat Laos menjadi negara yang paling banyak dibom dalam
sejarah umat manusia. Potongan-potongan megalitikum retak dan kawah raksasa
bekas pemboman menjadi saksi dan bukti Perang Rahasia Amerika.
Inilah
sebenarnya salah satu alasan mengapa Dataran misterius Jars belum seluruhnya
dijadikan sebagai objek wisata. Lebih dari 30% dari bomb yang dijatuhkan tidak
meledak dan terkubur di seluruh daerah itu. Wisatawan disarankan untuk tetap
pada jalur yang sudah dibersihkan dari proyektil, tetapi dengan 250.000 bomb
yang masih terkubur di daerah itu, kecelakaan masih terjadi setiap minggunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar