Pengertian Doujinshi
Doujinshi( 同人誌 ) terdiri dari dua kata yaitu doujin dan shi. Doujin ( 同人 ) yang artinya orang yang sama, dan shi ( 誌
) yang artinya majalah, dalam hal ini terinspirasi dari kemunculan
manga modern yang awalnya disajikan dalam bentuk majalah. Maka,
doujinshi dimaknai sebagai manga karya para pengemar manga yang
terinspirasi dari manga karya mangaka. Jadi, doujinshi adalah istilah
yang merujuk kepada manga karya penggemar manga yang memiliki cerita
yang yang cenderung sama dengan akhir cerita yang sedikit berbeda dengan
manga yang menjadi insiparasinya. Para pengarang doujinshi disebut
dengan doujinshika.
Doujinshi ada yang dibuat oleh suatu kumpulan Doujin (orang yang menggambar doujinshi) yang disebut circle (サークル) dan ada juga yang dibuat oleh satu orang Doujin yang disebut Kojin circle (個人サークル).
Faktor kemunculan Doujinshi
Fenomena
sosial lainnya yang mempunyai hubungan erat dengan manga adalah manga
amatir, yaitu Doujinshi. Perkembangan pesat industri manga komersil di
tahun 1960-an mendorong perkembangan produksi manga yang bersifat amatir
dan non-komersial. Manga amatir ini dihasilkan oleh artis-artis manga
dan para manga otaku yang tidak termasuk di dalam lingkungan industri
manga komersil atau yang tidak bersedia bekerja di dalam penerbit manga
komersil yang menurut mereka mempunyai aturan-aturan yang dapat
mengekang kebebasan mereka dalam berekspresi. Manga amatir ini di Jepang
dikenal dengan istilah Doujinshi.
Kata
Doujinshi adalah gabungan dari kata ‘doujin’ dan ‘shi’. Kata ‘doujin’
mengandung makna orang-orang yang mempunyai minat yang sama terhadap
sesuatu, sementara kata ‘shi’ adalah kependekan dari kata ‘zasshi’ yang
berarti majalah dalam bahasa Jepang (Kanemitsu, online). Dengan kata
lain, Doujinshi dapat dikatakan sebagai sebuah majalah yang dibuat oleh
orang-orang yang mempunyai minat yang sama. Doujinshi mulai berkembang
di tahun 1970-an seiring dengan perkembangan manga komersil, percetakan
offset, mini communication, dan mesin fotocopy. Dengan berkembangnya
keempat hal tersebut mempermudah para artis manga amatir dan juga para
manga otaku yang mempunyai hobi menggambar untuk memproduksi hasil karya
mereka sendiri.
Pada
dasarnya, manga dan doujinshi tidak terlalu berbeda, keduanya adalah
sebuah medium yang berisi gambar-gambar dan kata-kata yang tergabung
menjadi satu kesatuan untuk menyampaikan sebuah cerita yang menyalurkan
aspirasi dan perasaan pengarangnya. Perbedaan utama antara keduanya
terletak pada kebebasan ekspresi dan eksperimen dari para artisnya.
Manga, walaupun masih mendapat protes sebagai media yang terlalu
mengekspos kekerasan dan erotisme terlihat ‘normal’ dan ‘aman’ bagi para
pembacanya dikarenakan manga masih terikat batasan-batasan yang
ditentukan oleh editor dan penerbitnya, sedangkan dalam doujinshi para
artisnya dengan ‘bebas’ mengekspresiken dan bereksperimen dengan ide dan
perasaan mereka tanpa terikat oleh batasan-batasan yang ditentukan para
editor serta penerbit.
Kondisi
‘bebas’ ini karena doujinshi tidak diterbitkan melalui penerbit besar
seperti ‘the big four’ (Kodansha, Shueisha, Shogakukan, dan Hakueisha)
melainkan dicetak sendiri oleh para artisnya dalam skala kecil, selain
itu penyebaran doujinshi juga hanya di kalangan orang-orang yang
mempunyai minat sama terhadap cerita-cerita yang ditawarkan oleh para
artis doujinshi. Tema dan genre dari doujinshi sangat beragam dan
bervariasi, Sebagaimana disebutkan oleh Schodt (Schodt, 1996:37)
“The
doujinshi sold at the conventions consist of a variety of genres,
including orijinaru (original works), aniparo (parodies of popular
animation shows), ju-ne mono (serious stories of love between gay males,
of the sort pioneered by ju-ne magazine, and y-a-o-i (from the phrase
Yama-nasi, Ochi-nasi, Imi-nasi, meaning “no climax, no punchline, no
meaning”; playful stories of a nonsensical sort, often taking male
characters from popular animation series and depicting them in gay
relationships). For males the most popular genres are probably bishoujo
(beautiful young girls) and rorikon (Lolita complex)”.
Doujinshi
biasanya dibuat oleh saakaru (huruf katakana) atau circle. Mereka
sekelompok orang yang mempunyai minat sama berkolaborasi untuk
menciptakan dan menerbitkan hasil karya mereka. Di tahun 1996
diperkirakan terdapat 50.000 manga circle di Jepang (1996). Sebagaimana
disebutkan di atas, doujinshi bukan produk komersil yang didistribusikan
secara massa. Pendistribusiannya berskala kecil antara 500 hingga 1000
eksemplar dan disebarkan melalui yang adalah internet, toko-toko khusus
yang biasanya menjual manga dan anime bekas seperti Mandarake, dan juga
konvensi berskala besar, salah satu di antaranya adalah ajang Comic
Market atau comiket.
Jadi,
Sumber utama dari kemunculan Doujinshi merupakan Manga. Karena manga
merupakan budaya Jepang yang sangat terkenal baik di Jepang maupun dunia
internasional. Budaya manga ini juga merasuki kehidupan masyarakat
jepang, dari anak – anak hingga dewasa dan berkembang menjadi berbagai
fenomena social popular seperti cosplay dan otaku.
Otaku
merupakan seseorang yang menggilai sesuatu. Objek kegilaan mereka
adalah seperti manga, anime, games, pc dan segala macam. Salah satu
Jenis otaku adalah manga otaku, yaitu orang – orang yang sangat gemar
dengan manga dan punya hobi menggambar. Mereka menciptakan manga sendiri
dan mereka jual sendiri. Mereka membuat manga yang terkenal di pasaran,
mereka gambar ulang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Jadi,
mereka meniru gambarnya dan kemudian mengganti cerita serta topiknya
sesuai dengan apa yang mereka mau. Hal tersebut merupakan Doujinshi.
Perkembangan Doujinshi di zaman modern
Doujinshi
pada umumnya berupa karya hentai ( porno ) maupun Yaoi, mungkin karena
karya seperti itu lebih dapat terjual daripada karya lainnya dan proses
pembuatannya akan lebih menarik. Doujinshi - doujinshi tersebut
terkadang memiliki kualitas cerita yang sangat bagus dan memberi
dukungan yang baik untuk lebih mempopulerkan karya aslinya.
Kini
doujinshi menjadi suatu produk yang diinginkan oleh banyak otaku karena
keunikannnya dan keoriginalitasnya. Suatu cerita yang berasal dari
cerita manga atau anime sehari-hari menjadi suatu parodi lucu yang segar
dan baru. Setiap tahun bahkan sering diadakan Convensi Doujinshi
misalnya Comiket (kependekan dari Comic Market). Biasanya diadakan pada
musim panas dan musim dingin di Tokyo’s Big Sight. Lebih dari 20 acre
(81.000 m2) disediakan untuk sarana transaksi jual beli
Duojinshi. Biasanya Doujinshi dibuat dengan kuota kecil dengan tujuan
menghargai produk aslinya. Ini membuat Doujinshi kadang diperebutkan
dengan dalih stok yang terbatas, ini menjadikan Dujinshi menjadi barang
yang prestise dan langka. Para mangaka sendiri tidak merasa keberatan
dengan adanya Doujinshi karena Doujinshi bisa membuat pamor mangan
mereka menjadi menanjak. Lagi pula sebagian besar mangaka professional
dulunya adalah seorang Doujin.
Di
dunia maya pun kini Doujinshi berada dengan bebas. Sudah ada situs yang
menyediakan upload dan download doujinshi. Bahkan situs-situs anime
menyediakan situs partner berupa doujin sebagai bonus situs. Doujinshi
juga sering diidentikkan dengan karya amatir dan produk murahan, yang
dijual dalam jumlah sedikit. Sebelum dijual di comic market atau pameran
dojinshi lainnya karya-karya mereka juga sering dimuat di
website-website circle mereka untuk iklan dan penjualan lewat internet.
Walaudemikian,
doujinshi juga pernah membuat gebrakan di Jepang. Ketika salah satu
circle game doujinshi membuat game berjudul "Tsukihime" yang ternyata
laku keras. Ini dikarenakan kualitas cerita dan gambarnya yang bagus dan
menimbulkan fenomena tersendiri di Jepang dengan makin kuatnya
keyakinan bahwa untuk menghasilkan karya yang berkualitas, tak perlu
pembuat game besar yang terkenal. Saking terkenalnya, versi anime
Tsukihime dibuat sehingga disiarkan pada hari kamis tengah malam atau
Jum'at pagi jam 00:30 di BS-i sebanyak 12 episode pada tahun 2003 lalu.
Jenis – jenis DoujinshiDoinshi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
a. Parodi
Karya Doujinshi yang mengambil esensi dari karya yang terkenal atau karya
yang sudah ada, dan meniru gaya dari karya itu secara komedi.
b. Homage
Membuat karya baru yang mirip ceritanya dengan karya tertentu, diamana
karya baruitu dibuat dengan berdasar rasa hormat pada karya tertentu tersebut.
c. Original
Karya buatan sendiri berdasarkan pemikiran penggambarnya, dengan tidak
mengutip dari karya lain.
Dari jenis-jenis doujinshi di atas, jenis original merupakan yang paling sulit
karena merupakan bentuk pembuktian kemampuan komikus tersebut dalam
membuat karyanya sendiri.
Doujinshi pada umumnya berupa karya hentai (porno) maupun Yaoi, mungkin
karena karya seperti itu lebih dapat terjual daripada karya lainnya dan
proses pembuatannya akan lebih menarik. Selain jenis itu, banyak juga
karya doujinshi yang layak dibaca seperti berjenis kisah komedi, romantis dan
juga drama. Doujinshi-doujinshi tersebut terkadang memiliki kualitas cerita
yang sangat bagus dan memberi dukungan yang baik untuk lebih
mempopulerkan karya aslinya.
Contoh Beberapa Doujinshi dalam bentuk Circle
§ Clamp.
§ Ken Akamatsu, pengarang Love Hina dan Negima, dengan nama pena Doujin Awa Mizuno.
§ Rikdo Koshi, pengarang Excel Saga, dulunya adalah Doujin.
§ Nanae Chrono, pengarang Peacemaker Kurogane, publikasi Naruto yang yaoi.
§ Maki Murakami, pengarang Gravitation dan Gamers’ Heaven. Dia anggota Circle dari Crocodile Ave dengan produknya Remix Gravitation AKA Rimigra dan Megamix Gravitation, semuanya berbau seksual.
§ Kazuhiko Katō, dikenal sebagai Monkey Punch, pengarang Lupin III memulai karir sebagai Doujin.
§ Artist Nobuteru Yūki membuat doujinshi dengan nama pena “The Man in the High Castle”.
§ Yukiru Sugisaki, pengarang D.N.Angel dan The Cdanidate for Goddess, dia memparodikan King of Fighters, Evangelion, dll
§ Yun Kouga, memparodikan Gundam Wing.
§ Yoshitoshi Abe produk Doujinshinya adalah Haibane Renmei.
Langkah – langkah membuat Doujinshi (untuk circle)
Langkah – langkah membuat Doujinshi (untuk circle)
a. Niat
Observasi fenomena sekitar, carilah sebanyak – banyaknya inspirasi
b. Rancang konsep karya apa yang ingin dibuat
Perhatikan setiap detail karya yang ingin disajikan, dari mulai pembuatannya,
isinya, desain penyajian, sampai penyajian dan distribusinya.
Siapkan diri juga untuk semua konsekuensi yang mungkin terjadi, baik atau buruk.
c. Kenali keterampilan anda dalam membuat karya
Apa kelebihan karya anda yang ingin ditunjukkan?
Pantaskah karya anda untuk dinikmati dan dijadikan koleksi oleh orang lain?
Kalau anda menjadi orang ketiga, apakah anda mau membeli karya tersebut?
d. Mulailah membuat karya anda
Bisa original work, atau adaptasi (fanfic) dari karya (atau fenomena tertentu)
yang sudah ada.
Keluarkan semua ide, gunakan gaya yang unik dari sendiri.
Jangan tracing atau copy-paste dari karya yang sudah ada.
e. Karya sudah selesai dan siap dinikmati, saatnya dicetak atau diubah ke dalam bentuk yang siap dijual
Kenali dengan baik fasilitas atau jasa yang siap dan membantu penyajian karya anda.
f. Karya siap disajikan, didistribusikan dan dijual
Siapkan diri anda kembali untuk berbagai kritik, saran dan konsekuensi yang
mungkin terjadi terhadap karya anda.
g. Evaluasi kembali terhadap karya sebelumnya beserta distribusinya untuk membuat karya yang baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar