Kamis, 20 November 2014

Doujinshi

Doujinshi

Pengertian Doujinshi
Doujinshi( 同人誌 ) terdiri dari dua kata yaitu doujin dan shi. Doujin ( 同人 ) yang artinya orang yang sama, dan shi ( ) yang artinya majalah, dalam hal ini terinspirasi dari kemunculan manga modern yang awalnya disajikan dalam bentuk majalah. Maka, doujinshi dimaknai sebagai manga karya para pengemar manga yang terinspirasi dari manga karya mangaka. Jadi, doujinshi adalah istilah yang merujuk kepada manga karya penggemar manga yang memiliki cerita yang yang cenderung sama dengan akhir cerita yang sedikit berbeda dengan manga yang menjadi insiparasinya. Para pengarang doujinshi disebut dengan doujinshika.
Doujinshi ada yang dibuat oleh suatu kumpulan Doujin (orang yang menggambar doujinshi) yang disebut circle (サークル) dan ada juga yang dibuat oleh satu orang Doujin yang disebut Kojin circle (個人サークル).
            Faktor kemunculan Doujinshi
Fenomena sosial lainnya yang mempunyai hubungan erat dengan manga adalah manga amatir, yaitu Doujinshi. Perkembangan pesat industri manga komersil di tahun 1960-an mendorong perkembangan produksi manga yang bersifat amatir dan non-komersial. Manga amatir ini dihasilkan oleh artis-artis manga dan para manga otaku yang tidak termasuk di dalam lingkungan industri manga komersil atau yang tidak bersedia bekerja di dalam penerbit manga komersil yang menurut mereka mempunyai aturan-aturan yang dapat mengekang kebebasan mereka dalam berekspresi. Manga amatir ini di Jepang dikenal dengan istilah Doujinshi.
Kata Doujinshi adalah gabungan dari kata ‘doujin’ dan ‘shi’. Kata ‘doujin’ mengandung makna orang-orang yang mempunyai minat yang sama terhadap sesuatu, sementara kata ‘shi’ adalah kependekan dari kata ‘zasshi’ yang berarti majalah dalam bahasa Jepang (Kanemitsu, online). Dengan kata lain, Doujinshi dapat dikatakan sebagai sebuah majalah yang dibuat oleh orang-orang yang mempunyai minat yang sama. Doujinshi mulai berkembang di tahun 1970-an seiring dengan perkembangan manga komersil, percetakan offset, mini communication, dan mesin fotocopy. Dengan berkembangnya keempat hal tersebut mempermudah para artis manga amatir dan juga para manga otaku yang mempunyai hobi menggambar untuk memproduksi hasil karya mereka sendiri.
Pada dasarnya, manga dan doujinshi tidak terlalu berbeda, keduanya adalah sebuah medium yang berisi gambar-gambar dan kata-kata yang tergabung menjadi satu kesatuan untuk menyampaikan sebuah cerita yang menyalurkan aspirasi dan perasaan pengarangnya. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada kebebasan ekspresi dan eksperimen dari para artisnya. Manga, walaupun masih mendapat protes sebagai media yang terlalu mengekspos kekerasan dan erotisme terlihat ‘normal’ dan ‘aman’ bagi para pembacanya dikarenakan manga masih terikat batasan-batasan yang ditentukan oleh editor dan penerbitnya, sedangkan dalam doujinshi para artisnya dengan ‘bebas’ mengekspresiken dan bereksperimen dengan ide dan perasaan mereka tanpa terikat oleh batasan-batasan yang ditentukan para editor serta penerbit.
Kondisi ‘bebas’ ini karena doujinshi tidak diterbitkan melalui penerbit besar seperti ‘the big four’ (Kodansha, Shueisha, Shogakukan, dan Hakueisha) melainkan dicetak sendiri oleh para artisnya dalam skala kecil, selain itu penyebaran doujinshi juga hanya di kalangan orang-orang yang mempunyai minat sama terhadap cerita-cerita yang ditawarkan oleh para artis doujinshi. Tema dan genre dari doujinshi sangat beragam dan bervariasi, Sebagaimana disebutkan oleh Schodt (Schodt, 1996:37)
“The doujinshi sold at the conventions consist of a variety of genres, including orijinaru (original works), aniparo (parodies of popular animation shows), ju-ne mono (serious stories of love between gay males, of the sort pioneered by ju-ne magazine, and y-a-o-i (from the phrase Yama-nasi, Ochi-nasi, Imi-nasi, meaning “no climax, no punchline, no meaning”; playful stories of a nonsensical sort, often taking male characters from popular animation series and depicting them in gay relationships). For males the most popular genres are probably bishoujo (beautiful young girls) and rorikon (Lolita complex)”. 
Doujinshi biasanya dibuat oleh saakaru (huruf katakana) atau circle. Mereka sekelompok orang yang mempunyai minat sama berkolaborasi untuk menciptakan dan menerbitkan hasil karya mereka. Di tahun 1996 diperkirakan terdapat 50.000 manga circle di Jepang (1996). Sebagaimana disebutkan di atas, doujinshi bukan produk komersil yang didistribusikan secara massa. Pendistribusiannya berskala kecil antara 500 hingga 1000 eksemplar dan disebarkan melalui yang adalah internet, toko-toko khusus yang biasanya menjual manga dan anime bekas seperti Mandarake, dan juga konvensi berskala besar, salah satu di antaranya adalah ajang Comic Market atau comiket.
Jadi, Sumber utama dari kemunculan Doujinshi merupakan Manga. Karena manga merupakan budaya Jepang yang sangat terkenal baik di Jepang maupun dunia internasional. Budaya manga ini juga merasuki kehidupan masyarakat jepang, dari anak – anak hingga dewasa dan berkembang menjadi berbagai fenomena social popular seperti cosplay dan otaku.
Otaku merupakan seseorang yang menggilai sesuatu. Objek kegilaan mereka adalah seperti manga, anime, games, pc dan segala macam. Salah satu Jenis otaku adalah manga otaku, yaitu orang – orang yang sangat gemar dengan manga dan punya hobi menggambar. Mereka menciptakan manga sendiri dan mereka jual sendiri. Mereka membuat manga yang terkenal di pasaran, mereka gambar ulang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Jadi, mereka meniru gambarnya dan kemudian mengganti cerita serta topiknya sesuai dengan apa yang mereka mau. Hal tersebut merupakan Doujinshi.
                        Perkembangan Doujinshi di zaman modern         
Doujinshi pada umumnya berupa karya hentai ( porno ) maupun Yaoi, mungkin karena karya seperti itu lebih dapat terjual daripada karya lainnya dan proses pembuatannya akan lebih menarik. Doujinshi - doujinshi tersebut terkadang memiliki kualitas cerita yang sangat bagus dan memberi dukungan yang baik untuk lebih mempopulerkan karya aslinya.
Kini doujinshi menjadi suatu produk yang diinginkan oleh banyak otaku karena keunikannnya dan keoriginalitasnya. Suatu cerita yang berasal dari cerita manga atau anime sehari-hari menjadi suatu parodi lucu yang segar dan baru. Setiap tahun bahkan sering diadakan Convensi Doujinshi misalnya Comiket (kependekan dari Comic Market). Biasanya diadakan pada musim panas dan musim dingin di Tokyo’s Big Sight. Lebih dari 20 acre (81.000 m2) disediakan untuk sarana transaksi jual beli Duojinshi. Biasanya Doujinshi dibuat dengan kuota kecil dengan tujuan menghargai produk aslinya. Ini membuat Doujinshi kadang diperebutkan dengan dalih stok yang terbatas, ini menjadikan Dujinshi menjadi barang yang prestise dan langka. Para mangaka sendiri tidak merasa keberatan dengan adanya Doujinshi karena Doujinshi bisa membuat pamor mangan mereka menjadi menanjak. Lagi pula sebagian besar mangaka professional dulunya adalah seorang Doujin.
Di dunia maya pun kini Doujinshi berada dengan bebas. Sudah ada situs yang menyediakan upload dan download doujinshi. Bahkan situs-situs anime menyediakan situs partner berupa doujin sebagai bonus situs. Doujinshi juga sering diidentikkan dengan karya amatir dan produk murahan, yang dijual dalam jumlah sedikit. Sebelum dijual di comic market atau pameran dojinshi lainnya karya-karya mereka juga sering dimuat di website-website circle mereka untuk iklan dan penjualan lewat internet.
Walaudemikian, doujinshi juga pernah membuat gebrakan di Jepang. Ketika salah satu circle game doujinshi membuat game berjudul "Tsukihime" yang ternyata laku keras. Ini dikarenakan kualitas cerita dan gambarnya yang bagus dan menimbulkan fenomena tersendiri di Jepang dengan makin kuatnya keyakinan bahwa untuk menghasilkan karya yang berkualitas, tak perlu pembuat game besar yang terkenal. Saking terkenalnya, versi anime Tsukihime dibuat sehingga disiarkan pada hari kamis tengah malam atau Jum'at pagi jam 00:30 di BS-i sebanyak 12 episode pada tahun 2003 lalu.

Jenis – jenis DoujinshiDoinshi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
a.      Parodi
Karya Doujinshi yang mengambil esensi dari karya yang terkenal atau karya 
yang  sudah ada, dan meniru gaya dari karya itu secara komedi. 
b.      Homage
Membuat karya baru yang mirip ceritanya dengan karya tertentu, diamana 
karya baruitu dibuat dengan berdasar rasa hormat pada karya tertentu tersebut.
c.       Original
Karya buatan sendiri berdasarkan pemikiran penggambarnya, dengan tidak 
mengutip dari karya lain.

Dari jenis-jenis doujinshi di atas, jenis original merupakan yang paling sulit 
karena merupakan bentuk pembuktian kemampuan komikus tersebut dalam 
membuat karyanya sendiri.
Doujinshi pada umumnya berupa karya hentai (porno) maupun Yaoi, mungkin 
karena karya seperti itu lebih dapat terjual daripada karya lainnya dan 
proses pembuatannya akan lebih menarik. Selain jenis itu, banyak juga 
karya doujinshi yang layak dibaca seperti berjenis kisah komedi, romantis dan 
juga drama. Doujinshi-doujinshi tersebut terkadang memiliki kualitas cerita 
yang sangat bagus dan memberi dukungan yang baik untuk lebih 
mempopulerkan karya aslinya.
 Contoh Beberapa Doujinshi  dalam bentuk Circle 
§  Clamp.
§  Ken Akamatsu, pengarang Love Hina dan Negima, dengan nama pena Doujin Awa Mizuno.
§  Rikdo Koshi, pengarang Excel Saga, dulunya adalah Doujin.
§  Nanae Chrono, pengarang Peacemaker Kurogane, publikasi Naruto yang yaoi.
§  Maki Murakami, pengarang Gravitation dan Gamers’ Heaven. Dia anggota Circle dari Crocodile Ave dengan produknya Remix Gravitation AKA Rimigra dan Megamix Gravitation, semuanya berbau seksual.
§  Kazuhiko Katō, dikenal sebagai Monkey Punch, pengarang Lupin III memulai karir sebagai Doujin.
§  Artist Nobuteru Yūki membuat doujinshi dengan nama pena “The Man in the High Castle”.
§  Yukiru Sugisaki, pengarang D.N.Angel dan The Cdanidate for Goddess, dia memparodikan King of FightersEvangelion, dll
§  Yun Kouga, memparodikan Gundam Wing.
§  Yoshitoshi Abe produk Doujinshinya adalah Haibane Renmei.


Langkah – langkah membuat Doujinshi (untuk circle)
a.      Niat
Observasi fenomena sekitar, carilah sebanyak – banyaknya inspirasi
b.      Rancang konsep karya apa yang ingin dibuat
Perhatikan setiap detail karya yang ingin disajikan, dari mulai pembuatannya,
isinya, desain penyajian, sampai penyajian dan distribusinya.
Siapkan diri juga untuk semua konsekuensi yang mungkin terjadi, baik atau buruk.
c.       Kenali keterampilan anda dalam membuat karya
Apa kelebihan karya anda yang ingin ditunjukkan?
Pantaskah karya anda untuk dinikmati dan dijadikan koleksi oleh orang lain?
Kalau anda menjadi orang ketiga, apakah anda mau membeli karya tersebut?
d.      Mulailah membuat karya anda
Bisa original work, atau adaptasi (fanfic) dari karya (atau fenomena tertentu) 
yang sudah ada.
Keluarkan semua ide, gunakan gaya yang unik dari sendiri.
Jangan tracing atau copy-paste dari karya yang sudah ada.
e.       Karya sudah selesai dan siap dinikmati, saatnya dicetak atau diubah ke dalam bentuk yang siap dijual
Kenali dengan baik fasilitas atau jasa yang siap dan membantu penyajian karya anda.
f.       Karya siap disajikan, didistribusikan dan dijual
Siapkan diri anda kembali untuk berbagai kritik, saran dan konsekuensi yang 
mungkin terjadi terhadap karya anda.
g.      Evaluasi kembali terhadap karya sebelumnya beserta distribusinya untuk membuat karya yang baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar