Sabtu, 27 September 2014

Mereka Yang Memegang PSSI

Mereka Yang memimpin PSSI

Dalam sejarah sepakbola Indonesia baru ada 13 orang yang memimpin institusi tertinggi dalam dunia sepakbola Indonesia,ada yang sangat berprestasi ada juga yang sangat minim bahkan tidak prestasi sama sekali,semua prestasi dan kinerja dalam timas tidak luput dari tangan dingin beliau-beliau yang duduk pada kursi panas PSSI.
Yang pertama adalah SOERATIN SOSROSOEGONDO beliau adalah orang pertama yang duduk dikursi pemimpin pssi,dalam waktu kepemimpinan 4 tahun yaitu dari tahun 1930-1934 beliau mempunyai prestasi sangat membangakan yaitu mebawa Indonesia (Hindia-belanda pada saat itu) masuk putaran final piala dunia 1938 yang menjadikan Indonesia menjadi Negara pertama wakil asia yang mampu lolos keputaran final piala dunia,karena jasanya nama beliau menjadi salah satu liga untuk kelompok umur-18 dengan nama liga Soeratin.
Setelah itu masuk ARTONO MARTOSOEWIGNYO (1941-1949) dalam kurun waktu 8 tahun kepemimpinan beliau sama sekali tidak mampu memberikan prestasi apa-apa untuk timnas kita,setelah itu beliau digantikan oleh MALADI (1958-1959),memang hanya 1 tahun saja beliau duduk dikursi pssi tapi beliau mampu memberikan medali perunggu untuk Asian Games 1958.
Pada era kepimpinan MAULWI SAELAN (1964-1967) dan KOSASI POERWANEGARA (1967-1974) prestasi timnas benar-benar berada dibawah titik nadir yang sangat dalam,dalam kurun waktu 1 dekade timnas kita benar-benar kering akan gelar dan juga prestasi , setelah itu masuklah BARDSONO (1975-1977 ) yang ditunjuk untuk memberikan sebuah perubahan signifikan untuk timnas kita,tapi beliau pun juga tidak bisa menyulap prestasi timnas sama sekali,dan beliau hanya mampu memberikan Indonesia pada sebuah catatan menjadi runner up pra-olompiade zona asia,bukan sebuah prestasi yang membanggakan setelah timnas kita sangat haus akan prestasi.
Akhirnya bardosono pun digantikan oleh MOEHONO (1977) yang dimana beliau hanya mengatikan posisi dari panduhulunya yaitu menduduki kursi tanpa sebuah prestasi, akhirnya angin segar pun mulai datang pada era kepimpinan ALI SADIKIN (1977-1981) beliau  bisa dibilang cukup menaikkan kembali pamor Indonesia dengan meboyong medali perak Sea games 1979&medali perunggu Sea games 1981.Setalah era Ali sadikin masyarakat sudah cukup yakin dengan timnas kita,tapi saying pada era SJARNOEBI SAID (1982-1983) Indonesia kembali tidak ada prestasi,beliau pun juga tidak bisa disalahkan karena hanya memimpin dalam kurun waktu 1 tahun saja.
Pada tahun 1983 tongkat estafet itu akhirnya jatuh ketangan dingin yang mampu benar-benar menaikkan pamor Indonesia pada tingkat asia,benar prestasi yang sangat mengkilap dan mebanggakan,bapak KARDONO namanya beliau memimpin mulai dari tahun 1983-1991, pada 3 tahun awalnya beliau seperti membangun timnas Indonesia,dan puncaknya beliau membawa Indonesia peringkat 4 Asian games 1986,dilanjutkan dengan medali Emas Sea games 1987,medali perunggu Sea games 1989 dan ditutup dengan medali emas Sea games 1991,benar-benar sebuah prestasi yang sangat membakan public sepakbola Indonesia.Pada era 90-an sampai sekarang kursi panas pssi sudah mulai dicampuri dengan isu politik dalam negeri yang sangat disayangkan berbuntut panjang pada prestasi timnas dan juga liga kita sendiri,era itu dimulai dengan AZWAR ANAS (1991-1999) pada saat itu beliau juga menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Pembangunan V, 1988-1993 & Menko Kesra Kabinet Pembangunan VI, 1993-1998 dan kepimpinan beliau bisa dibilang juga tidak mengecewakan,karena Indonesia untuk pertama kalinya masuk putaran final piala asia pada tahun 1996,dilanjutkan dengan medali perak Sea games 1997,dan juara 3&4 piala AFF 96&98 Pada tahun 1999,AGUM GUMELAR datang mengantikan azwar anas mulai tahun 1999-2003,pada tahun pertamanya prestasi beliau adalah membawa Indonesia lolos putaran final piala asia tahun 2000,dan pada era kepimpinan beliau Indonesia sangat terkenal dengan julukan “raja Runner up” dimulai dengan medali perunggu Sea games 1999 dan diteruskan menjadi runner up pada piala AFF tahun 2000&2002 Setalah itu masuk NURDIN HALID (2003 – SEKARANG ) beliau sangat diharapkan untuk melepas isu politik dari kubu timnas,dan sangat diharapkan mengembalikan kejayaan Indonesia dipentas internasional,ternyata pada Pada 16 Juli 2004, dia ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal. Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng. ampir setahun kemudian pada tanggal 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan. Putusan ini lalu dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007 yang memvonis Nurdin dua tahun penjara. Ia kemudian dituntut dalam kasus yang gula impor pada September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005 karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum. Selain kasus ini, ia juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dariVietnam dan divonis penjara dua tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005.
Tanggal 17 Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia Untuk pertama kalinya posisi ketua pssi sangat controversial ditangan beliau,dimulai dengan  menjalankan organisasi dari balik terali besi penjara, mengumumkan ide menaturalisasikan pemain asing, menambah jumlah peserta Liga Indonesia tiap tahun sehingga tidak ada klub yang terdegradasi, menentang penghentian pengucuran dana APBD untuk klub.sampai pembentukan liga boneka Untuk prestasi sendiri bisa dibilang tidak cemerlang,hanya mampu meloloskan Indonesia keputaran final piala asia 2004 dan 2007(tuan rumah),dan runner up pada piala AFF 2004&2011 Itulah 13 orang yang duduk dikursi panas PSSI yang kita semua harapkan pada era-era selanjutnya datang seorang pemimpin yang mampu mengulang sebuah prestasi Indonesia lolos kepiala dunia dan juga mendapat label macan asia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar